Jumat, 29 April 2011


MAKALAH
PARASITOLOGI DAN VIROLOGI
VIRUS HIV/AIDS

O
L
E
H

Rian Kaidun (200933001)
Dosen Pengajar :
Selvana Tulandi, S.Si M.Si
Silvana Tumbel, S.Si M.Si
LOGO MIPA








PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena hanya oleh berkat dan rahkmat-Nya sajalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah PARASITOLOGI dan VIROLOGI tentang Virus HIV/AIDS ini dengan segala baiknya.
Terima kasih pula saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaiakan penulisan makalah saya ini.
Dan maksud dari penulisan makalah saya ini adalah sebagai penunjang dalam pemberian nilai tugas PARASITOLOGI dan VIROLOGI.
Kiranya dosen pengajar dapat memberikan nilai yang terbaik, sehingga segala tuntutan perkuliahan saya dapat terselesaikan dengan segala baiknya.
Juga diharapkan kriktik dan sarannya dari dosen serta teman-teman mahasiswa agar supaya makalah saya ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.







Tomohon, 18 April 2011


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................      i
DAFTAR ISI .........................................................................................................      ii
                                                           
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................      1
               1.1. Latar Belakang ................................................................................      1
               1.2. Batasan Masalah .............................................................................      1
               1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................      1
               1.4. Manfaat Penulisan ..........................................................................      1
               1.5. Metode Penulisan ............................................................................      1
                                                           
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................      2
1.      Apa itu HIV dan Jenis-Jenisnya! .............................................................      2
2.      Sejarah Perjalanan Panjang HIV/AIDS .................................................      2
3.      Bagaimana HIV Menular .........................................................................      4
4.      Pengujian HIV ...........................................................................................      5
5.      Bagaimana HIV Bekerja? ........................................................................      6
6.      Apa Itu AIDS? ...........................................................................................      7
7.      Periode Jendela ..........................................................................................      7
8.      Gaya Hidup Positif ....................................................................................      9
9.      Pengobatan / Pencegahan .........................................................................      9
     BAB III : PENUTUP .............................................................................................      11
     DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................      12









BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.
Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.

1.2. Batasan masalah
       Penulisan makalah ini dibatasi oleh kurangnya penelitian di lapangan secara langsung karena terbatasnya objek penelitian.

1.3. Tujuan Penulisan
       Adalah untuk mengetahui apa sebenarnya virus HIV/AIDS itu.

1.4. Manfaat Penulisan
       Dapat memberikan informasi tentang Virus HIV/AIDS itu sendiri agar kita dapat melakukan pencegahan agar terjauh dari yang namanya HIV/AIDS.

1.5. Metode Penulisan
       Metode yang digunakan dalam penysusunan makalah ini adalah berdasarkan kajian pustaka dan/atau berdasarkan sumber-sumber pengetahuan yang dapat diperoleh seperti media cetak dan/atau media elektronik.







BAB II
DAFTAR PUSTAKA
1.      Apa itu HIV dan jenis–jenisnya!
HIV ( HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS ) Adalah virus yang dapat merusak sistim kekebalan tubuh manusia. HIV yang menginfeksi manusia ada 2 yaitu HIV-1 dan HIV-2, tetapi HIV-1 lebih ganas, sangat mudah bermutasi, dan lebih mudah menular.

HIV–1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang berbeda–beda dari HIV–1 juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan sub–jenis (clades). Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurang–kurangnya 10 sub–jenis yang dibedakan secara turun temurun. Ini adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan ditemukan di America, Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika Selatan dan India.

HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan diantara HIV–1 dan HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya menular dengan cara yang sama, keduanya dihubungkan dengan infeksi–infeksi oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi dengan HIV–2, ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat dan lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIV–1, maka mereka yang terinfeksi dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya.

2.      Sejarah Perjalanan Panjang HIV/AIDS
Situasi epidemi HIV/AIDS di dunia terus mengkhawatirkan. Penyakit ini telah membunuh lebih dari 25 juta manusia sejak tahun 1981. Jumlah tersebut merupakan setengah dari korban tewas dalam Perang Dunia II. Yang perlu dicatat, jumlah ini belum berhenti. Diperkirakan 33 juta orang di dunia hidup dengan HIV. Bagaimana perjalanan penyakit ini?

Sekitar tahun 1900, dari monyet ke manusia antara tahun 1884 dan 1924, di sebuah lokasi dekat Kinshasa di sebelah barat Afrika, seorang pemburu menembak simpanse. Sebagian darah hewan itu masuk ke dalam tubuh manusia, diduga melalui luka terbuka. Darah tersebut membawa virus yang tidak berbahaya untuk simpanse namun mematikan bagi manusia, itulah HIV. Virus ini menyebar lewat koloni manusia. Meski telah menimbulkan kematian, namun sebab kematian masih dianggap karena penyebab lain [namun itu bukanlah sesuatu yang pasti].

1981, kasus pertama dikenali pada bulan Juni, Center for Disease Control (CDC), Amerika Serikat, mempublikasikan laporan dari Los Angeles mengenai lima orang pria homoseksual yang sekarat karena PCP pneumonia. Kasus ini sebelumnya belum pernah ditemukan pada manusia yang memiliki sistem imun lengkap. Kini diketahui PCP merupakan infeksi yang menjadi penyebab utama kematian pada orang yang menderita AIDS. Di bulan Juli, CDC kembali melaporkan penyakit kanker kulit yang tidak biasa, yakni Kaposi sarcoma (KS), yang menyebabkan kematian pria muda yang sehat di New York City dan California.

1982
CDC menyebut penyakit baru itu disease acquired immune deficiency syndrome atau AIDS (sekumpulan gejala penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia). AIDS juga ditemui pada orang yang menderita hemofilia (gangguan pembekuan darah). Hal ini menguatkan dugaan para ilmuwan bahwa penyakit ini menyebar lewat infeksi dari darah yang terkontaminasi. Di tahun ini pula sekelompok pria gay membentuk organisasi pendampingan.

1983
-          Luc Montagnier, peneliti dari Pasteur Institute dan Francoise Bare-Sinoussi mengisolasi virus dari kelenjar limfa yang bengkak dari pasien AIDS. Mereka menyebutnya lymphadenopathy-associated virus atau LAV. Kemudian peneliti Jay Levy mengisolasi ARV yang terkait dengan virus AIDS. Sebelum tahun 1986, semua ilmuwan sepakat menyebut virus ini HIV, human immunodeficiency virus.
-          CDC memperingatkan AIDS menyebar lewat hubungan seks dan bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya.

1985
Mekanisme pengujian darah untuk menguji HIV diresmikan dan menjadi sarana skrining yang populer. Di tahun ini pula dilakukan konferensi internasional AIDS yang pertama.

1989
Para ilmuwan menemukan bahwa sebelum gejala AIDS timbul, HIV bisa mereplikasi secara luas dalam darah. Oleh karena itu target pengobatan HIV adalah menjaga agar HIV tetap rendah.

1991-1992
-          Pita merah pertama kali diperkenalkan sebagai simbol solidaritas AIDS.
-          Pemain basket Magic Johnson mengumumkan ia positif HIV.
-          Vokalis grup band Queen, Freddy Mercury meninggal karena AIDS.
-          AIDS menjadi penyebab utama kematian orang berusia 25-44 tahun di AS.

1996-1997
Sebuah penemuan besar dalam bidang AIDS. Peneliti David Ho, memperkenalkan highly active anti-retroviral therapy atau HAART yang bisa mengurangi jumlah virus HIV pada kadar yang tak bisa dideteksi, bahkan bisa mengusir virus ini dari tubuh. Nyatanya ia salah. Di kemudian hari diketahui bahwa HIV bersembunyi dalam sel dorman.



1998-2000
Para ahli mulai menyadari berbagai efek samping dari HAART. Para ilmuwan pun berusaha menemukan obat AIDS yang lebih kuat, aman, mudah, dan efektif. Namun hingga saat ini masih tetap belum ditemukan obat AIDS.

2003-2005
Pemerintah AS menggunakan industri video porno untuk menyebarluaskan pentingnya penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV.

2006-2007
-          Perusahaan vaksin Merck's gagal dalam percobaan vaksin AIDS. Meski begitu kandidat vaksin lain terus diusahakan oleh berbagai perusahaan vaksin.
-          UNAIDS merekomendasikan sunat pada pria setelah penelitian menunjukkan hal ini efektif mengurangi penularan HIV khususnya pada daerah yang rawan.

2008
-          Infeksi HIV lebih banyak terjadi pada pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama jenis.
-          Luc Montagnier dan Francoise Barre-Sinoussi mendapat hadiah Nobel karena usahanya menemukan HIV.
-          Lebih dari 33 juta orang hidup dengan HIV, 3 juta di antaranya mendapatkan terapi.

2009
AIDS masih jadi musuh bersama.

Tetapi sejarah yang pasti tentang bagaimana manusia terkena penyakit HIV/AIDS sampai saat ini masih belum diketahui pasti dan jelas, Karena sampai saat ini semua prediksi tersebut hanya sampai pada prediksi belaka belum ada satupun yang dapat mempatenkan dan mengatakan pada manusia bagaimana sejara yang pasti dari manusia terkena penyakit ini.

3.      Bagaimana HIV menular?
HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung darah.

·         Virus tersebut menular melalui:
-          Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat dicegah.
-          Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
-          Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi.
-            Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.

4.      Pengujian HIV
Infeksi HIV dapat diketahui dengan pemeriksaan adanya antibodi HIV. Saat orang terinfeksi HIV maka tubuh akan mengeluarkan zat penangkal virus / kuman yang disebut antibodi. Adanya antibodi terhadap HIV dalam tubuh menunjukkan adanya infeksi virus tersebut. Pembentukan antibodi ini memerlukan waktu 3-8 minggu. Periode sebelum antibodi terbentuk dan dapat didetekksi dikenal dengan nama window period / periode jendela. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan sampel darah, air liur atau air seni. Diagnosis infeksi HIV harus dilakukan dengan hati hati karena dapat menimbulkan dampak yang besar pada orang yang di diagnosis.

-          Pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan sampel darah, air liur atau air kencing.
-          Pengujian yang cepat ada dan menyediakan suatu hasil diantara 10–20 menit. Suatu hasil positif biasanya menuntut suatu test konfirmatori lebih lanjut.
-          Pengujian HIV harus dilakukan sejalan dengan bimbingan sebelum–selama–dan sesudahnya.

Ada 3 kemungkinan hasil yang akan terjadi, yaitu:
1.      Hasil test negatif dan bukan dalam periode jendela. Hal ini bukan berarti bebas HIV bila masih ber perilaku resiko tinggi.
2.      Hasil test negatif dan dalam periode jendela. Berarti ulang test tersebut 3 bulan kemudian untuk kepastian status HIV nya dan dalam pada itu ubah perilaku resiko tinggi.
3.      Hasil test positif. Bukan berarti mati. Perlu konseling tentang pengobatan.

·         Fase perkembangan HIV sampai menjadi AIDS
1.      Infeksi utama (Seroconversion),  dimana pengidap HIV tidak menyadari dengan segera bahwa mereka telah terinfeksi HIV.
2.      Fase asimptomatik / fase tanpa gejala, dimana gejala tidak tampak tapi virus tetap aktif.
3.      Fase simptomatik / fase gejala, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan mengalami infeksi infeksi oportunistik yang bukan HIV, melainkan disebabkan oleh bakteri dan virus virus yang berada di sekitar kita.
4.      AIDS, yang berarti kumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, merupakan fase akhir.


5.      Bagaimana HIV bekerja?
Untuk mengerti bagaimana virus tersebut bekerja, seseorang perlu mengerti bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja. Sistem kekebalan mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Sistem ini terdiri dari
banyak jenis sel. Dari sel–sel tersebut sel T–helper sangat krusial karena ia mengkoordinasi semua sistem kekebalan sel lainnya. Sel T–helper memiliki protein pada permukaannya yang disebut CD4.
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI.

Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru. Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.

Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–sel yang terinfeksi dan mengantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya.

Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi–infeksi oportunistik.

Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika sistem kekebalan tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksi–infeksi tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV hal tersebut dapat menjadi fatal.

Tanpa perawatan, viral load, yang menunjuk pada jumlah relatif dari virus bebas bergerak didalam plasma darah, akan meningkat mencapai titik dimana tubuh tidak akan mampu melawannya.







6.      Apa Itu AIDS?
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase terakhir dari infeksi HIV dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari 200.

AIDS bukanlah penyakit yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak dapat merespons.

·         Infeksi yang sering terjadi:
1.      Kandidiasis mulut - esofagus ( jamur yang timbul didaerah mulut dan tenggorok ).
2.      T B C.
3.      Infeksi sitomegalo virus
4.      Ensefalitis toxoplasma
5.      Radang paru ( Pneumonia P.carinii ).
6.      Herpes Simplex.
7.      Histoplasmosis paru.

·         Kanker yang terkait dengan AIDS adalah:
1.      Sarkoma Kaposi
2.      Limfoma Malignum.
3.      Kanker leher rahim.

·         Gejala AIDS yang muncul:
1.      Demam lama.
2.      Batuk.
3.      Penurunan berat badan.
4.      Sariawan dan nyeri menelan.
5.      Diare.
6.      Sesak napas.
7.      Pembesaran Kelenjar Getah Bening.
8.      Penurunan kesadaran.
9.      Gangguan penglihatan.
10.  Gangguan syaraf / neuropati.
11.  Gangguan ke otak / enselopati.

7.      Periode Jendela
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1.      Tahap 1: Periode Jendela
-          HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
-          Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
-          Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
-          Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
2.      Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
-          HIV berkembang biak dalam tubuh
-          Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
-          Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-          Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3.      Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
-          Sistem kekebalan tubuh semakin turun
-          Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
-          Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4.      Tahap 4: AIDS
-          Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
-          berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Ø  Gejala Mayor:
-          Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
-          Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
-          Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

Selasa, 05 April 2011

How Deep Is Your Love

I know your eyes in the morning sun
I feel you touch me in the pouring rain
and the moment that you wander far from me
I wanna feel you in my arms again.

And you come to me on a summer breeze
Keep me warm in your love and then softly leave you
and it's me you need to show
How deep is your love

(Chorus)
How deep is your love, how deep is your love?
I really need to learn
Cause we're living in a world of fools
Breaking us down they should all just let us be
We belong to you and me.

I believe in you
You know the door to my very soul.
You're the light in my deepest darkest hour
You're my saviour when I fall

And you may not think that I care for you
When you know down inside that I really do
and it's me you need to show
How deep is your love?

(Chorus)

da da da da da, da da da da da da da da da da da

And you come to me on a summer breeze
Keep me warm in your love and then softly leave you
and it's me you need to show
How deep is your love

(Chorus) repeat to fade

How Deep Is Your Love

Rabu, 09 Maret 2011

SPEKTROFOTOMETRI
SINAR ULTRAVIOLET DAN INFRAMERAH

MAKALAH
                      
clip_image004
Berkas radiasi gelombang elektromagnetik

RIAN CHRISTIAN KAIDUN






PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
2010












KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena hanya oleh berkat dan rahkmat-Nya sajalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah KIMIA FARMASI I ini dengan segala baiknya.
Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaiakan penulisan makalah kami ini.
Dan maksud dari penulisan makalah kami ini adalah sebagai penunjang dalam pemeberian nilai tugas kimia farmasi I.
Kiranya kepada dosen pengajar dapat memberikan nilai yang terbaik sehingga segala tuntutan perkuliahan kami dapat terselesaikan dengan segala baiknya.
Juga diharapkan kriktik dan sarannya dari dosen dan teman-teman mahasiswa sehingga makalah kami ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.




Tomohon, 26 Februari 2011


Penyusun






















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................      i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................      ii
                                                                                   
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................      1
     1.1. Latar Belakang ...................................................................................................      1
     1.2. Batasan Masalah ................................................................................................      1
     1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................      1
     1.4. Manfaat Penulisan .............................................................................................      1
     1.5. Metode Penulisan ..............................................................................................      1
                 
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................      2
                I.            Spektrofotometri Sinar Ultraviolet Dan Inframerah ..............................      2
A.    Pengertian dasar spektofotometer ...........................................................      2
1)      Spektrofotometri ultraviolet (UV) ......................................................      2
2)      Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri .............................      5
3)      Spektrofotometri sinar tampak (Visible) atau UV-Vis .....................      7
B.     Dasar Teori Spektrofotometri Inframerah .............................................      10
1.Spektrofotometri IR (Infra Red) ..........................................................      10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................      13













BAB I
PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang ada pada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Radiasi elektromagnetik ini memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik cahaya yaitu sebagai gelombang dan sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton. Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang dikenal dengan persamaan Planck.

1.2. Batasan masalah
            Penulisan makalah ini dibatasi oleh kurangnya penelitian di lapangan secara langsung karena terbatasnya objek penelitian.

1.3. Tujuan Penulisan
            Adalah untuk mengetahui apa sebenarnya spektofotometri sinar UV dan IR

1.4. Manfaat Penulisan
            Dapat memberikan informasi tentang spektofotometri sinar UV dan IR

1.5. Metode Penulisan
            Metode yang digunakan dalam penysusunan makalah ini adalah berdasarkan sumber-sumber pengetahuan yang dapat diperoleh seperti media cetak atau media elektronik..










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.            Spektofotometri Sinar Ultraviolet Dan Inframerah
A.    Pengertian Dasar Spektrofotometer
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang ada pada atom ataupun molekul yang bersangkutan.

1)      Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Spektrofotometri UV dengan pangjang gelombang 100-400 nm. Sinar ultra violet terbagi menjadi dua jenis yaitu ultraviolet jauh dan ulta violet dekat. Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang ± 10 nm-200 nm, sedangkan ultra violet dekat memiliki rentang panjang gelombang ± 200-380 nm. Cahaya UV tidak bisa dilihat oleh manusia, namun beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga seperti lebah dapat melihat sinar pada panjang gelombang UV.
Pada spektrofotometer UV biasanya menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen sebagai sumber cahaya. Deuterium merupakan salah satu isotop hidrogen yang memeiliki 1 proton dan 1 neutron namun tidak memiliki. Deuterium berbeda dengan hidrogen yang hanya memiliki 1 neutron tanpa proton.
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut tidak tampak berwarna. Jika zat tersebut berwarna maka perlu direaksikan dengan reagen tertentu sehingga dihasilkan suatu larutan tidak berwarna. Namun biasanya zat yang berwarna lebih banyak dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak.
Analisis menggunakan sir ultraviolet biasanya dilakukan menggunakan ultraviolet dekat, sedangkan analisis menggunakan ultraviolet jauh maka instrumen yang digunakan harus dalam keadaan vakum. Hal ini disebabkan jika digunakan ultraviolet jauh maka udara akan ikut menyerap panjang gelombang yang digunakan. Akbatnya kesalahan yang dilakukan makin fatal, karena jika udara ikut menyerap maka absorbansi yang dihasilkan akan makin besar, jika hal ini dihubungkan dengan hukum Lamber-Beer maka konsentrasi zat yang dianalisis lebih tinggi dari yang seharusnya.

Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Radiasi elektromagnetik ini memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik cahaya yaitu sebagai gelombang dan sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton. Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang dikenal dengan persamaan Planck.

Hubungan antara panjang gelombang frekuensi dapat dirumuskan sebagai
c = λ . v atau λ = c/v atau v = c/λ

Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensi
E = h . v
E = h . c/ λ
dimana
E = energi tiap foton
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).

Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton akan berbanding lurus dengan frekuensinya. Misalnya energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi yang dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih pendek (100–400 nm) dibanding panjang gelombang yang dimiliki sinar tampak (400–800 nm).

Berbagai satuan energi beserta faktor konversinya dapat dilihat pada tabel:

Erg
Joule
Kalori
l.atm
E.volt
1 erg = 1
10-7
2,3901×10-8
9,8687×1010
6,2418×1011
1 joule = 107
1
2,3901×10-1
9,8687×10-3
6,2418×1018
1 kalori 4,1849×107
4,1840
1
4,1291×10-2
2,6116×1019
1 atm = 1,0133×109
1,0133×102
24,218
1
16,6248×1020
1 E.volt = 1,6021×10-12
1,6021x-19
3,8291×10-20
1,5611×10-20
1
Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga sebagai spektroskopi absorbsi. Berdasarkan rentang panjang gelombang dimana suatu zat menyerap gelombang elektomagnetik, spektrofotometri dapat digolongkan menjadi:
1.      Spektrofotometri Vis (Visible) dengan panjang gelombang: 400-800 nm.
2.      Spektrofotometri UV (Ultra Violet) dengan panjang gelombang: 100-400 nm.
3.      Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang: 100-800 nm.
4.      Spektrofotometri IR (Infra Red) dengan panjang gelombang: 300-25.000 nm dan tidak dibahas disini.

                Selain 4 spektrofotometri ini masih terdapat beberapa spektroskopi absorbsi lain yakni: spektroskopi absorbsi sinar x, Spektroskopi Gelombang Mikro, Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (NMR), Spektroskopi Resonansi Spin elektron (ESR) dan Spektroskopi “Photoacoustic” tetapi tidak dibahas pada artikel ini.
                 Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan. Instrumen dari keempat spektrofotometri inipun tidak berbeda, yakni terdiri dari:

clip_image002

Fungsi masing-masing bagian :
1.      Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan     berbagai macam rentang panjang gelombang.
2.      Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya.
3.      Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel yang telah di masukan ke dalam kuvet yang terbuat dari kuarsa atau palstik.
4.      Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.
5.      Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.




2)      Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It. Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
clip_image004
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi: jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hanburkan:
clip_image006
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
clip_image008
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel. Hukum beer dapat ditulis sbegai:

A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur.
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1.      sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2.      Penyerapan sianr oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3.      Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.
4.      Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
5.      Indeks reflaksi larutan tidak tergantung pada konsentrasi. Dimana hukum lamber-beer tidak berlaku untuk larutan dengan konsentrasi tinggi.


3)      Spektrofotometri sinar tampak (Visible) atau UV-Vis
Sesuai dengan namanya spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Pada spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda yakni sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Kini spektrofotometer yang digunakan hanya menggunakan satu lampu sebagai sumber cahaya. Lampu yang digunakan sebagai sumber cahaya yaitu photodiode yang telah dilengkapi monokromator. Monokromator disini berfungsi untuk mengubah cahaya yang berasal dari sumber cahaya sehingga diperoleh cahaya hanya dengan satu jenis panjang gelombang.
Zat yang dapat dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis yaitu zat dalam bentuk larutan dan zat yang tampak berwarna maupun berwarna. Jenis spektroskopi UV-Vis terutama berguna untuk analisis kuantitatif langsung misalnya kromofor, nitrat, nitrit dan kromat sedangkan secara tak langsung misalnya ion logam transisi.
Langkah-langkah utama dalam analisa dengan sinar UV/Vis
a.       Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV/Vis
b.      Harus dilakukan jika senyawa yang dianalisa tidak melakukan penyerapan didaerah UV/Vis.
c.       Senyawa harus diubah menjadi bentuk lain yang dapat melakukan penyerapan pada daerah yang dimaksud. Misalnya mengubah menjadi berwarna atau tidak berwarna.
d.      Pemilihan panjang gelombang agar diperoleh panjang gelombang maksimum
e.       Pembuatan kurva kalibrasi. Untuk keperluan ini dibuat sejumlah larutan standart dengan berbagai konsentrasi.
f.       Absorbans larutan standart ini diukur kemudian dibuat grafik A versus C.
g.      Hukum Lambert-Beer terpenuhi, jika grafik berbentuk garis lurus yang melalui titik nol
h.      Pengukuran dilakukan pada kondisi yang sama seperti pada larutan standart.

Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol.
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan tereksitasi.
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Panjang gelombang (nm)
Warna warna yang diserap
Warna komplementer
400 – 435
Ungu
Hijau kekuningan
435 – 480
Biru
Kuning
480 – 490
Biru-kehijauan
Jingga
490 500
Hijau kebiruan
Merah
500 – 560
Hijau
Ungu kemerahan
560 – 580
Hijau kekuningan
Ungu
580 – 595
Kuning
Biru
595 – 610
Jingga
Biru kehijauan
610 – 800
Merah
Hijau kebiruan
Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi yakni 5930 °C.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang gelombang dimana suatu zat memberikan penyerapan paling tinggi yang disebut λmaks. Hal ini disebabkan jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama maka data yang diperoleh makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil.
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan ε merupakan suatu tetapan . Artinya konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah.
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear (A≈C) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) atau sering disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Kurva kalibarasi hubungan antara absorbansi versus konsentrasi dapat dilihat pada Gambar.
clip_image010
Gambar Kurva hubungan absorbansi vs konsentrasi
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna. Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Reagen ini disebut reagen pembentuk warna. Berikut adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh reagen pembentuk warna:
a)      Kestabilan dalam larutan. Pereaksi-pereaksi yang berubah sifatnya dalam waktu beberapa jam, dapat menyebabkan timbulnya semacam cendawan bila disimpan. Oleh sebab itu harus dibuat baru dan kurva kalibarasi yang baru harus dibuat saat setiap kali analisis.
b)      Pembentukan warna yang dianalisis harus cepat.
c)      Reaksi dengan komponen yang dianalisa harus berlangsung secara stoikiometrik.
d)     Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam spektrum dimana dilakukan pengukuran.
e)      Pereaksi harus selektif dan spesifik (khas) untuk komponen yang dianalisa, sehingga warna yang terjadi benar-benar merupakan ukuran bagi komponen tersebut saja.
f)       Tidak boleh ada gangguan-gangguan dari komponen-komponen lain dalam larutan yang dapat mengubah zat pereaksi atau komponen komponen yang dianalisa menjadi suatu bentuk atau kompleks yang tidak berwarna, sehingga pembentukan warna yang dikehandaki tidak sempurna.
g)      Pereaksi yang dipakai harus dapat menimbulkan hasil reaksi berwarna yang dikehendaki dengan komponen yang dianalisa, dalam pelarut yang dipakai.
Setelah larutan ditambahkan reagen atau zat pembentuk warna maka larutan tersebut harus memiliki lima sifat di bawah ini:
        i.            Kestabilan warna yang cukup lama guna memungkinkan pengukuran absorbansi dengan teliti. Ketidakstabilan, yang mengakibatkan menyusutnya warna larutan (fading), disebabkan oleh oksidasi oleh udara, penguraian secara fotokimia, pengaruh keasaman, suhu dan jenis pelarut. Namun kadang-kadang dengan mengubah kondisi larutan dapat diperoleh kestabilan yang lebih baik.
      ii.            Warna larutan yang akan diukur harus mempunyai intensitas yang cukup tinggi (warna harus cukup tua) yang berarti bahwa absortivitas molarnya (ε) besar. Hal ini dapat dikontrol dengan mengubah pelarutnya. Dalam hal ini dengan memilih pereaksi yang memiliki kepekaan yang cukup tinggi.
    iii.            Warna larutan yang diukur sebaiknya bebas daripada pengaruh variasi-variasi kecil kecil dalam nilai pH, suhu maupun kondisis-kondisi yang lain.
    iv.            Hasil reaksi yang berwarna ini harus larut dalam pelarut yang dipakai.
      v.            Sitem yang berwarna ini harus memenuhi Hukum Lambert-Beer.









B.     Dasar Teori Spektofotometri Inframerah
Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), teknik fluoresensi (fluorescence). Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Penemuan infra merah ditemukan pertama kali oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian selanjutnya diteruskan oleh Young, Beer, Lambert dan Julius melakukan berbagai penelitian dengan menggunakan spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan adanya hubungan antara struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya gugus metil dalam suatu molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi oleh susunan molekulnya. Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau rotasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap oleh ikatan pada gugus fungsi adalah:
E = h.ν = h.C /λ = h.C / v
Keterangan:
E = energi yang diserap
h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34 Joule.det
v = frekuensi
C = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 m/det
λ = panjang gelombang
ν = bilangan gelombang

1.      Spektrofotometri IR (Infra Red)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.
Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqNM5Ww_B6Ol37g_geJ3qVFiwiB3gN6CDqf7uUEIt5dhGluYu1p0BRO7voHaKd98o5wMzqF8yyIfgOh3fUKUBmo49LPLKgp9DMZEI75WahVlx-fcfuH1GpwNGjfZEOXRi9t12fEegxLXk/s400/pembagian-spektrum.jpg
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang diperoleh.
Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat rutin dan cepat.
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang (Tabel 1), sinar inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:
a.       Daerah infra merah dekat
b.      Daerah infra merah pertengahan
c.       Daerah infra merah jauh

Tabel 1. Daerah panjang gelombang
Jenis
Panjang gelombang
Interaksi
Bilangan gelombang
< 10 nm
Emisi Inti

0,01 - 100 A
Ionisasi Atomik

Ultra ungu (UV) jauh
10-200 nm
Transisi Elektronik

Ultra ungu (UV) dekat
200-400 nm
Transisi Elektronik

sinar tampak (spektrum optik)
400-750 nm
Transisi Elektronik
25.000 - 13.000 cm-1
Inframerah dekat
0,75 - 2,5 µm
Interaksi Ikatan
13.000 - 4.000 cm-1
Inframerah pertengahan
2,5 - 50 µm
Interaksi Ikatan
4.000 - 200 cm-1
Inframerah jauh
50 - 1.000 µm
Interaksi Ikatan
200 - 10 cm-1
0,1 - 100 cm
serapan inti
10 - 0,01 cm-1
1 - 1.000 meter
Serapan Inti

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektroskopi inframerah adalah pada daerah inframerah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1 . Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi dalam molekul. Daerah inframerah yang jauh (400-10cm-1, berguna untuk molekul yang mengandung atom berat, seperti senyawa anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus percobaan.
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:
a.       Cepat dan relatif murah
b.      Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul (Tabel 2)
c.       Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.

Tabel 2. Serapan Khas Beberapa Gugus fungsi
Gugus
Jenis Senyawa
Daerah Serapan (cm-1)
C-H
2850-2960, 1350-1470
C-H
3020-3080, 675-870
C-H
3000-3100, 675-870
C-H
3300
C=C
alkena
1640-1680
C=C
aromatik (cincin)
1500-1600
C-O
1080-1300
C=O
aldehida, keton, asam karboksilat, ester
1690-1760
O-H
alkohol, fenol(monomer)
3610-3640
O-H
alkohol, fenol (ikatan H)
2000-3600 (lebar)
O-H
asam karboksilat
3000-3600 (lebar)
N-H
3310-3500
C-N
amina
1180-1360
-NO2
nitro
1515-1560, 1345-1385

DAFTAR PUSTAKA


Anonim1, http://id.wikipedia.org/wiki/spektroskopi_ultraviolet diakses pada tgl 25-02-2011